Suara hatiku

"Suara hatiku"
karangan Melia fajarita 

Lampu hijau pada rambu-rambu lalu lintas melajukan mobil yang sedang kukendarai dengan keadaan mabuk ditengah perjalananku usai dari acara ulang tahun direktur restoran tempat ku bekerja, hingga larut malam. Ditengah sinar bulan dan ditemani bintang-bintang yang menghiasi gelapnya malam dengan sebotol anggur merah membuatku kehilangan kesadaran diri yang mengakibatkan beberapa rating dari sebuah pohon berjatuhan menimpa mobilku hingga mobilku hancur.

"uqsi…." Suara itu terdengar jelas ditelingaku. Itu adalah nama panggilanku. Suara ini sudah tidak asing lagi bagiku. Tak salah lagi, ini suara ibuku.

Perlahan-lahan ku buka kelopak mata ini, dengan pandangan kabur kulihat bayang-bayang wajah kedua orang tuaku. Kudengar suara mereka mengkhawatirkanku, menanyakan keadaanku hanya saja hal yang membuatku bingung adalah tak sedikitpun terlihat, mereka mengungkapkan kata-kata tersebut dengan gerakan mulutnya. Yang terlihat dimataku, ayah dan ibuku hanya terdiam dan menanggis menatapiku. Selintas dipikiranku teringat akan kecelakaan yang menimpaku sebelumnya.

"uqsi,,, kamu sudah sadar nak….?" Kata ibu sambil menghapus air mata yang berlinang dipipinya.
"ii… ini dimana.." belum sempat aku melanjutkan kata-kata, ayah melontarkan satu pertanyaan kepadaku, "apa yang kamu rasakan nak…??"

Aku hanya bisa terdiam, aku binggung apa yang akan kukatakan, yang aku rasakan hanya rasa sakit dan pusing dikepalaku, ketika mataku tertuju  pada lengan bawahku serta jari-jariku yang terbalut perban, aku terkejut dan saatku coba mengerakan jari-jari, rasa sakit langsung menjalar keseluruh tubuhku. Aku tak sanggup mengerakkan tubuhku ini.

'nak? Apa yang terjadi sebenarnya? Mengapa kau koma selama 2 hari' kudengar suara ibuku dan lagi lagi tanpa terlihat ibu mengucapkan kata-kata itu.

Keesokan harinya, dokter memberitahuku bahwa aku sudah bisa pulang, perban di tanganku sudah bisa dilepas dan kini kepalaku sudah tidak terasa sakit lagi. Kini aku sudah bisa pulih seperti biasanya. Entah mengapa semenjak kejadian waktu itu, ada yang aneh pada diriku ini, aku tiba-tiba bisa mendengar suara hati seseorang.

Kriiing! Kriiiing! Kriiing! Suara jam beker ini mengagetkanku membuatku terjatuh dari tempat tidurku. Kulihat jam bekerku menunjukkan jam 07.00 am dan artinya aku mempunyai waktu 15 menit lagi untuk sampai tepat waktu di tempatku bekerja.

"uqsi!!! Sarapan dulu" seru ibuku ketika aku berlari-lari mengejar waktu.
"tidak bu,, saya ambil roti ini saja" kataku dengan sigap merampas roti didalam piring yang masih di pegang oleh ibu dan memasukan roti itu dalam mulutku. Ibu sedikit terkejut dan tersenum melihat kelakuanku pagi ini.
"hati-hati saja dijalan ya nak…."
"ya bu…."

Sesampai di restoran, aku menemui teman akrabku yang sedang menungguku di kasi. Namanya Zahra akrab kumemanggilnya ara. Orangnya baik dan jujur. Dia tempat curhatku tampaknya aku kesepian. Yang lain sih banyak tapi mereka selalu mementingkan kepentingannya sendiri.

"uqsi!! Sini…"

Kudengar suara ara memanggilku, aku mendengar suara hatinya ia bertanya 'bagaimana keadaan mu uqsi,, aku harap kau sudah pulih sepenuhnya hari ini…'  tapi tak kulihat dia mengatakan hal itu.kejadian ini sama dengan kejadian saatku dirumah sakit.

Walau sedikit binggung, kudekati ara dan kuberkata "aku baik-baik saja kok ra…tak usah mengkhawatirkanku"

Tiba tiba ekspresinya berubah dan kudengar lagi suara hatinya 'kok uqsi tau yang kupikirkan tadi?' dan kujawab "nanti aku bicarakan lagi aku ganti baju dulu" kutinggalkan ara degan ekspresinya yang kebingungan  "diruang ganti aku berpikir 'ternyata bukan hanya suara hati orang tuaku saja yang dapat kudengar tapi sepertinya aku juga bisa mendengar suara hati orang lain'. Saat aku keluar dari ruang ganti ku lihat ekspresi wajah sedih direkturku 'aduh… bagaimana ini? anakku ingin kuliah kedokteran yang sangat membutuhkan dana besar? Sedangkan pelangganku semakin hari-semakin berkurang…?' sekilas beliau melihatku lalu pergi tanpa ada ekspresi menyapa hanya saja beliau menunjukkan raut muka yang mengerikan. Sepertinya bapak hari ini sedang ada masalah sebaiknya aku jangan membuat masalah dengan nya, bahaya.. nanti jadi ribet urusannya.

Dari jauh terlihat ada seorang tamu yang memanggilku, ketika aku akan mendekatinya, ada salah seorang pelayan sudah mendeketinya 'ya sudah' kataku bicara dalam hati. Tiba-tiba terdengar suara gelas terpecah yang berasal dari salah satu pengunjung restoran mengalihkan perhatianku. Kudengar suara hatinya yang penuh dengan nafsu kejahatan akibat melihat wanita disampingnya yang berpakaian mini, bentuk tubuhnya bohai, betisnya yang mulus bagai kayu jati yang baru di gosok sangat menkilat, rambutnya yang panjang seperti buntut kuda dan kulitnya yang putih seperti habis berendam di air pemutih pakaian yang dicampur dengan air panas. Lelaki itu terpukau terlebih lagi melihat gadis itu lewat dengan meninggalkan wangi yang tidak akan hilang selama ribuan tahun.
Sering dengan kejadian itu, terlihat seorang gadis yang baru saja datang dengan berpakaian tertutup mengenakan jilbab, rupanya sangat sederhana, anggun dan dia menempatkan diri di meja sudut restoran dan ia memanggilku, ia memesan 1 porsi soto dan 1 gelas teh manis hangat. Sangat sederhana dua langkah kakiku berjalan terlihat lelaki yang terus memandangi wanita itu dan terdengar suara hatinya 'subhanallah, solehanya wanita itu..' suara hatinya selalu terdengar kata-kata yang baik dan memuji wanita itu,  tanpa ada nafsu dan keinginan untuk berbuat kejahatan.
Sambil kuantarkan soto ini kewanita tersebut, aku mengambil kesimpulan dari 2 kejadian tadi yang kusaksikan sendiri bahwa ketika seseorang wanita menutup diri memakai jilbab akan terlindungi dari niat jahat para lelaki.

Sedang asyik-asyiknya ngobrol dengan ara.tak terasa hari sudah sore. Waktunya pulang karena jam kerja sudah habis. Aku mencoba berjalan kaki menuju rumah karena aku masih agak sedikit takut mengendarai mobil. Di perjalanan pulang ia melihat sebuah kuil dimana ada seorang wanita yang didalamnya, aku tak mengerti apa yang dia lakukan dengan memegang beberapa lidi merah yang dibakar ujung-ujungnya.dan akupun penasaran dengar suara hatinya memohon meminta sesuatu pada patung yang ada didepannya. Setelah ia meninggalkan tempat ini, kudekati patung tersebut, kuperhatikan kupandangi dan terakhir aku plototi. Ukiran patung ini bagus tapi kok bisa wanita tadi memohaon pada nya apakah ia bisa mengabulkan permohonan? Ini benda mati kan? Dan tak bisa kudengar suara hatinya emangnya apa isi semua patung ini. coba aku ketuk, tidak ada isinya dan ternyata semua  itu batu. Dan coba aku pukul dia tak bisa melawan bagaimana dia bisa membantu melindungi seseorang. Melindungi dirinya saja, dia tidak bisa. Ya sudah suatu hari pasti kutemukan jawabannya.

Kulanjutkan perjalananku menuju rumah, tapi aku sudah lelah.aku beristirahat disebuah tempat yang didalamnya banyak orang-orang yang sedang berdiri, berbaris rapi dan dipimpin oleh satu orang yang didepannya dan aneh, aku sama sekali tak mendengar suara hati mereka.

Tak lama kuberistirahat mereka semua keluar dan salah seorang cowok yang keluar terakhiran dari rumah ini menyapaku.

"mengapa kau tidak solat?" kata cowok itu seraya duduk agak jauh dariku.
"apa itu solat?" tanyaku.
"solat itu sebuah kewajiban seluruh umat muslim untuk menyembah allah tuhannya dan ini rumah allah"
"ini rumah allah, apakah daia bisa mengabulkan doa setiap orang. Bisakah kau mengantarkanku bertemu dengannya?"

Lelaki itu terdiam dan terdengar suara hatinya berkata 'wanita ini mengapa tak mengenal allah, apa agamanya?' dan reflex aku menjawab "apa itu agama? Coba jelaskan padaku… dan dimana allah?"
Lelaki itu akhirnya menjawab "agama itu adalah kepercayaan seseorang kepada tuhan –Nya. Agamalah yang mengajarkan kepada kita bagaimana cara kita untuk bertemu dengan-Nya. Allah itu tuhan kita seluruh umat muslim di dunia dan allah itu ada dimana-mana, dekat dengan kita, allah tidak bisa dilihat oleh kita. Tapi yang kita bisa lihat bisa lihat adalah ciptaan-Nya. Ada langit, bumi, air, matahari, termasuk kita manusia adalah bukti bahwa allah itu ada. Agama yang diajarkan oleh rasulullah yaitu agama islam.

Selama selalki itu menjelaskan aku sangat terpukau, aku tertarik ingi belajar agama islam sepertinya menarik dan menakjubkan.

"boleh aku belajar islam dengan mu, aku ingin tau lebih dalam tentang islam"
 "boleh setiap malam saya selalu disini mengajar ngaji. Kalau kamu mau datang aja kesini jam 07.00 malam, tapi maaf sebelumnya. Kenapa kamu tidak tau tantang ini. Sebenarnya agama kamu sekarang apa?"
"ah!! Agama? Aku juga binggung, ya sudah ya.. nanati saja aku jelasin, aku pulang dulu…"
Sore berganti malam, aku menunggu detik-detik jam 07.00 malam. Aku binggung harus memakai baju apa? Tapi akhirnya kau putuskan untuk memakai sepan jeans, kaos oblong warna pink, dan sandal jepit dan sepertinya rambutku diurai lebih baik. Hembusan angin malam dan bintang yang menyinari bumi mengiringi langkahku kerumah allah. Tiba-tiba saat aku telah sampai disana, keadaan rumah allah penuh dengan anak-anak yang sedang bernyanyi. Ketika dua langkah kakiku menginjak rumah allah. Semua mata tertuju padaku "!!!!!  کيف حلك" sapa seluruh anak-anak mengagetkanku.
'kenapa anak-anak semua? Dan kenapa semua memakai jilbab?' tanyaku dalam hati.
"ya anak-anak… perkenalkan kakak ini juga mau ikut belajar dengan kita" seru cowok tadi siang memberitaukan kehadiranku kepada anak-anak didiknya. Membuatku syok dan menatap cowok tadi dengan pandangan agak kesal dan ia mengisyaratkanku untuk belajar bersama. Aku malu harus ikut belajar bersama dengan adik-adik itu atau tidak. Haruskah aku ikut dengan keadaanku mengenakan pakaian ini dan belajar bersama dengan keadaan aku sendiri paling tua, kubaca hati mereka semua menerimaku dengan sangat senang tapi aku tak sanggup sambil menuju kearahnya. Aku berfikir alasan-alasan yang pantas untuk menghindar ikut belajar bersama adik-adik ini. Hingga kuputuskan untuk berkata "maaf… nanti aku datang lagi… aku harus pergi dulu sekarang…" ekspresi serta suara hati merekapun kecewa akutidak bisa berkata apa-apa apa boleh buat daripada aku menahan malu.satu jam berlalu selama itu aku hanya duduk sendiri disamping rumah allah dan akhirnya anak-anak yang diajar cowok tadi. Aku diajaknya masuk kerumah allah disana aku bertanya-tanya tentang islam, awalnya ia terkejut karena aku tak punya agama tapi dari penjelasan tersebut membuatku ingin masuk islam dan aku juga berkeinginan untuk mengajak orang tuaku masuk islam agar keluargaku selalu berada dijalan yang benar yang diridhoi oleh allah hanya saja aku binggung bagaimana cara mengajaknya?. Aku yakin dalam waktu singkat ini, aku akan bersama orang tuaku masuk ajaran agama islam.

Hari demi hari waktu demi waktu terlalui, hatiku semakin yakin untuk ikut agama islam dan orang tuaku juga mau masuk agama islam bersamaku. Walau selama beberapa hari aku ssempat dimarahi dan perlu memohon untuk dapat mengikutkan orang tuaku. Dan kemarin aku dan orang tuaku masuk ajaran agama islam dengan dibantu ustadz sekitar dan cowok yang mengajarkanku tentang islam atau akrabnya orang memanggilnya kak mugni. Semenjak dari kejadian dirumah allah atau masjid, aku semakin akrab dengannya. Hari ini terasa lebih berbeda dari hari biasanya, kini aku mengenakan jilbab yang menutupi dadaku, baju panjang dan androk yang menutupi lekuk tubuhku sama seperti wanita yang kutemui waktu itu. Saatku melangkahkan kaki keluar rumah. Kulihat mugni menungguku. Kubaca suara hatinya 'hari ini aku akan mengantarkan uqsi kerja dulu baru kekantor' dan saat ia tau aku sudah berada diluar rumah ia menoleh kearahku, ia terpukau akan dandananku hari ini. Senyum-senyum ia melihatku dan terdengar suara hatinya 'subhanallah uqsi kalo dandan seperti ini terlihat soleh dan anggun.' Dan reflek kuberkata "syukron!!"

Kak mugni terkejut dengan kata-kataku dan berkata dalam hati 'kok bisa?'
"karena kubisa mendengar suara hatimu, wahai kak mugni…"

Mendengar kataku seperti itu kak mugni terlihat sangat terkejut dan wajahnya memerah ketika melihatku.

"jadi selama ini… kau tau apa yang kupikirkan?" tanyanya dengan penuh penasaran tapi hanya bisa kujawab dengan senyuman. Lalu kudengar suara hatinya 'berarti ia tau perasaanku?'
"sepertinya seperti itu…. Tapi.. aku sangat bersyukur, dengan kemampuanku ini aku bisa tau jalan untuk menuju kebenaran… trimakasih!!!"

SELESAI

Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Suara hatiku Jangan Bosan berkunjung ke blog BahasaRemaja.Com dan Follow Saya .

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Bahasaremajacom

0 Response to "Suara hatiku"

Post a Comment

Terimakasih telah membaca artikel yang telah saya berikan. Penulis akan bangga dan mendoakan kebaikan untuk pembacanya :)

Buatlah senang penulis dengan berkomentar :)